Indeks
by Nusantaraku Fri Jul 02, 2010 12:53 am Anda tentunya mahfum dengan berita seputaran Majalah Tempo yang ludes dibeli oleh orang yang diduga sebagai anggota polisi. Dan tentu anda pun paham apa yang melatarbelakangi aksi tersebut.
...
...
...
Yup ! benar.. hal ini terkait dengan laporan utama dari Tempo yang bertitel "Rekening Gendut Perwira Polisi".
adakah yang salah dalam laporan utama dari majalah tersebut?
uuuhhhmm tampaknya aksi borong majalah sudah menjawab pertanyaan diatas. tak perlu dipertanyakan apakah benar atau tidak, sebuah fakta atau fitnah bila berpijak pada aksi borong majalah tersebut.
Majalah tempo tidak ambil pusing dengan aksi borong tersebut, malahan bergembira karena oplahnya naik dan terkuaknya informasi yang disinyalir kebenarannya mendekati kenyataan.
Cetak lagi!
ya itu langkah manajemen majalah tempo.
setiap warga negara berhak mendapatkan informasi.
Lakon selanjutnya berada di tangan kepolisian. sejak ulah aksi borong tersebut pihak kepolisian mulai kegerahan. tanpa perlu ba bi bu, polisi menyatakan menggugat atas berita majalah tempo tersebut dengan mengatakan sebagai "Majalah Tempo Tak Pakai Hati".
Entah apa yang mendasari tindakan tersebut namun hal ini kembali membuktikan bahwa laporan utama majalah tempo tersebut mempunyai tingkat kebenaran yang sahih.
tak ada asap bila tak ada api.
jadilah perkara gugatan atas sampul majalah tempo dilayangkan.
huumm.. kenapa mesti sampul yang dipermasalahkan?
anda bisa berpendapat disini.
apakah Polri merasa terpojok?
silahkan berpendapat
beritanya :Tempointeraktif.Com - Mabes Polri Juga Kirim Teguran ke TEMPO
KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO
Majalah berita mingguan TEMPO edisi 28 Juni - 4 Juli 2010 yang mulai beredar hari ini dikabarkan ludes diborong orang-orang berseragam polisi. Laporan utama majalah ini mengulas tentang dugaan rekening tak wajar sejumlah perwira tinggi Polri.
TERKAIT:
* Kuntoro: Satgas Tak Ikut Campur
* "Tempo" Ramai Dijajakan di Lampu Merah
* Kapolsek Telusuri Info Pemborong "Tempo"
* Kapolsek Bantah 'Order' Borong 'Tempo'
* "Tempo" Raib, Polri Anggap Itu Pemasaran
JAKARTA, KOMPAS.com — Mabes Polri mengkritik keras sampul depan majalah Tempo edisi 18/39 berjudul "Rekening Gendut Perwira Polisi" yang mulai beredar awal pekan ini. Sampul depan bergambar seseorang yang berseragam coklat sedang menggiring tiga celengan babi berwarna pink dengan tali police line dinilai telah menghina Polri.
"Sangat menyayangkan. Majalah Tempo tidak memakai hati, kurang bijaksana, tidak memakai kedewasaan, juga cepat mengambil keputusan yang meresahkan polisi," ucap Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen (Pol) Zainuri Lubis di Gedung PTIK, Rabu (30/6/2010).
Zainuri mengatakan, sampul depan majalah Tempo telah melukai perasaan sekitar 400.000 anggota Polri. Menurut dia, pihak majalah Tempo cenderung emosional saat membuat sampul depan itu. "Kita punya 400.000 anggota Polri dan keluarganya. Kalau rata-rata anggota Polri empat orang, saya kira banyak yang menjadi luka. Kok tega gitu," tegas dia.
"Apakah Anda setuju polisi begitu semua? Termasuk saya tidak pernah menggiring celengan babi. Rasanya etikanya kurang. Mungkin siapa pun akan menjadi risih melihat itu," tambah Zainuri.
Seperti diberitakan, majalah Tempo edisi yang dimaksud sempat sulit ditemukan karena diborong oleh seseorang dari agen utama. Tempo, pada laporan utamanya, memuat soal investigasi majalah itu mengenai harta sejumlah petinggi Polri yang diduga diperoleh dengan cara tidak wajar.
...
...
...
Yup ! benar.. hal ini terkait dengan laporan utama dari Tempo yang bertitel "Rekening Gendut Perwira Polisi".
adakah yang salah dalam laporan utama dari majalah tersebut?
uuuhhhmm tampaknya aksi borong majalah sudah menjawab pertanyaan diatas. tak perlu dipertanyakan apakah benar atau tidak, sebuah fakta atau fitnah bila berpijak pada aksi borong majalah tersebut.
Majalah tempo tidak ambil pusing dengan aksi borong tersebut, malahan bergembira karena oplahnya naik dan terkuaknya informasi yang disinyalir kebenarannya mendekati kenyataan.
Cetak lagi!
ya itu langkah manajemen majalah tempo.
setiap warga negara berhak mendapatkan informasi.
Lakon selanjutnya berada di tangan kepolisian. sejak ulah aksi borong tersebut pihak kepolisian mulai kegerahan. tanpa perlu ba bi bu, polisi menyatakan menggugat atas berita majalah tempo tersebut dengan mengatakan sebagai "Majalah Tempo Tak Pakai Hati".
Entah apa yang mendasari tindakan tersebut namun hal ini kembali membuktikan bahwa laporan utama majalah tempo tersebut mempunyai tingkat kebenaran yang sahih.
tak ada asap bila tak ada api.
jadilah perkara gugatan atas sampul majalah tempo dilayangkan.
huumm.. kenapa mesti sampul yang dipermasalahkan?
anda bisa berpendapat disini.
apakah Polri merasa terpojok?
silahkan berpendapat
beritanya :Tempointeraktif.Com - Mabes Polri Juga Kirim Teguran ke TEMPO
KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO
Majalah berita mingguan TEMPO edisi 28 Juni - 4 Juli 2010 yang mulai beredar hari ini dikabarkan ludes diborong orang-orang berseragam polisi. Laporan utama majalah ini mengulas tentang dugaan rekening tak wajar sejumlah perwira tinggi Polri.
TERKAIT:
* Kuntoro: Satgas Tak Ikut Campur
* "Tempo" Ramai Dijajakan di Lampu Merah
* Kapolsek Telusuri Info Pemborong "Tempo"
* Kapolsek Bantah 'Order' Borong 'Tempo'
* "Tempo" Raib, Polri Anggap Itu Pemasaran
JAKARTA, KOMPAS.com — Mabes Polri mengkritik keras sampul depan majalah Tempo edisi 18/39 berjudul "Rekening Gendut Perwira Polisi" yang mulai beredar awal pekan ini. Sampul depan bergambar seseorang yang berseragam coklat sedang menggiring tiga celengan babi berwarna pink dengan tali police line dinilai telah menghina Polri.
"Sangat menyayangkan. Majalah Tempo tidak memakai hati, kurang bijaksana, tidak memakai kedewasaan, juga cepat mengambil keputusan yang meresahkan polisi," ucap Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen (Pol) Zainuri Lubis di Gedung PTIK, Rabu (30/6/2010).
Zainuri mengatakan, sampul depan majalah Tempo telah melukai perasaan sekitar 400.000 anggota Polri. Menurut dia, pihak majalah Tempo cenderung emosional saat membuat sampul depan itu. "Kita punya 400.000 anggota Polri dan keluarganya. Kalau rata-rata anggota Polri empat orang, saya kira banyak yang menjadi luka. Kok tega gitu," tegas dia.
"Apakah Anda setuju polisi begitu semua? Termasuk saya tidak pernah menggiring celengan babi. Rasanya etikanya kurang. Mungkin siapa pun akan menjadi risih melihat itu," tambah Zainuri.
Seperti diberitakan, majalah Tempo edisi yang dimaksud sempat sulit ditemukan karena diborong oleh seseorang dari agen utama. Tempo, pada laporan utamanya, memuat soal investigasi majalah itu mengenai harta sejumlah petinggi Polri yang diduga diperoleh dengan cara tidak wajar.
