Indeks
by ALI Sat Mar 26, 2011 3:41 pmPolitik, intelijen, dan terorisme sudah menjadi kosakata yang membanjiri peliputan media belakangan ini. Tetapi, hampir semua media kompak melihatnya dari satu sudut. Namun, jika kita mencobamemandangnya dari sudut yang lain pastilah pemberitaan tentang ketiganya akan lebih menarik, paling tidak bagi diri kita sendiri. Toh, sah-sah saja jika kita mempunyai pandangan yang berbeda denganpemberitaan mainstream, walaupun sudut yang kita ambil sangat spekulatif ataupun konspiratif.
Jika terjadi serangan teror di Negara A yang bermusuhan dengan negara B, siapakah pelakunya? Bisa jadi negara B, bisa saja negara C yang menginginkan peperangan antara A dan B, tetapi tidak menutup kemungkinan teror tersebut justru diotaki oleh A sendiri yang membutuhkan legitimasi untuk menyerang B. Pelakunya bisa saja warga A sendiri atau warga negara lainnya, termasuk warga B yang “dipekerjakan atau bekerja” untuk kepentingan A.
Serangan 11 September, misalnya, awalnya semua tudingan mengarah pada Al Qaida yang didukung pemerintah Taliban di Afganistan. Atas serangan yang dialaminya Amerika pun mendapatkan legitimasi untuk menyerang Afganistan di mana pemerintah yang berkuasa memberi perlindungan pada Al Qaida beserta pemimpinya Osama Bin Laden. Perang asimetris pun terjadi antara AS dan pasukan Taliban yang didukung Al Qaida. Walaupun pemerintahan Taliban berhasil digulingkan dan pemerintahan baru dibentuk, pendudukan tentara AS dan sekutunya tetap berlangsung dengan dalih selama Osama belum tertangkap atau tewas perang melawan terorisme belum akan berakhir. Mengapa Osama belum juga ditemukan?
Jika kita ikuti proses investigasi, semakin hari semakin lemah bukti-bukti serangan pada WTC tersebut dilakukan oleh Al Qaida. Beberapa pelaku pembajakan pesawat pun ternyata masih hidup, Mohammad Atta, contohnya. Lalu mengapa AS saat itu langsung menuduh Osama? Lalu mengapa saat AS merencanakan menyerang Irak, Osama hadir lewat video yang mengajak kaum muslimin untuk berjihad di Irak. AjakanOsama tersebut jelas menambah legitimasi AS untuk nambah amunisi legitimasi serangan ke Irak, selain dituduh memiliki senjata pemusnah massal Irak pun dituduh menjadi sarang teroris. Uniknya saat Suriah dimasukkan oleh AS kedalam poros setan bersama Iran dan Korea Utara, Osama kembali muncul, kali ini mengajak berjihad di Suriah. Jadi siapakah Osama bin Laden sebenarnya?
Majalah Intisari pernah memaparkan serangan Jepang ke Pearl Harbor justru direkayasa oleh AS sendiri, sekali lagi untuk mendapat legitimasi rakyat untuk melibatkan diri dalam perang dunia ke 2. Caranya dengan mempengaruhi dan mendorong kaisar (pengaruh dan dorongan tersebut dilakukan oleh orang di sekitar kaisar yang menjalin hubungan diam-diam dengan intelijen AS) untuk menyerang AS. Serangan ke Pearl Harbor jelas membuyarkan banyak analisis intelijen. Sebelumnya banyak yang menduga Jepang akan menyerang Sovyet, karena itulah komunis internasional (komintern) menyusupkan banyak mata-matanya ke Jepang, salah satunya adalah Ricard Sorge yang datang pada September 1933 dengan menyamar sebagai Wartawan harian pro Nazi Frankfurter Zaitung. Ia memata-matai Jepang hanya untuk mengetahui di mana, kapan Jepang akan menyerang Sovet serta berapa personel dan juga logistik yang akan dipakai Jepang. Tetapi, ternyata AS lah yang diserbu Jepang. Itulah politik dan intelijen di mana publik hanya mengetahui peristiwa yang tersurat dan hanya dapat meraba yang tersirat.
Di Indonesia sendiri banyak peristiwa yang akan terus menarik untuk dikaji. G 30 S, misalnya, siapa saja kah yang mendalanginya? PKI, angkatan darat, Soeharto, atau bisa juga CIA seperti banyak disebut. Kasus komando jihad pun mempunyai beragam versi, pertama aparat intelijen berhasil menyusup ke dalam jaringan komando jihad, kemudian mengontrolnya. Ada pula yang mengatakan selain mengontrol intelijen pun menggerakkan aksi terror yang dilakukan komando jihad. Versi lain mengatakan, justru intelijen lah yang membentuk komando jihad. Mana yang benar dari versi-versi tersebut? Selain tuhan yang mengetahuinya hanya segelintir orang,bahkan sangat Dimungkinkan jika petingi intelijen atau bahkan presiden sendiri tidak mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi.
Umar Al-Faruq dapat dijadikan contoh betapa kita tidak tahu tentang identitas dan apa yang telah ia kerjakan. Yang kita ketahui bahwa ia memiliki sembilan nama dan lima paspor, ditangkap di Bogor, kemudian karena KTP nya aspal maka ia dinyatakan sebagai orang asing, maka saat CIA memintanya BIN pun memberinya. Oleh CIA ia ditahan di penjara Baghram Irak. Kemudian ia berhasil kabur dari penjara super ketat tersebut. Dan dalam pelariannya ia tewas ditembak tentara Amerika. Bisakah fakta tersebut kita ubah menjadi setelah mengetahui Al-Faruq ditangkap aparat keamanan RI, CIA membawanya untuk dibebaskan, hal ini dilakukan karena Al-Faruq adalah agen yang bekerja untuk CIA. Kasus Al Faruq ini mirip dengan Aer Setiawan, Aer Setiawan ditangkap polisi atas tuduhan teroris, ia ditahan tanpa diadili, lalu dibebaskan. Namun kemudian ia diterjang peluru aparat di Jatiasih.
Jika anda mengirim SMS yang mengancam teman anda, dan oleh teman anda SMS tersebut ditunjukan pada teman-temannya. Beberapa waktu kemudian teman anda terbunuh, siapakah yang akan dituduh sebagai pembunuhnya? Kasus Antasari Azhar dapat dijadikan contoh kasus di atas dan kasus kematianMunir adalah contoh lainnya.
Munir dibunuh dengan memasukan Racun Arzenik kedalam makanan/minuman yang dikonsumsinya. Sulitnya modus pembunuhan di mana waktu dan tempat yang sangat terbatas disertai koordinasi dengan maskapai Garuda menggiring publik berpikir otak pembunuhan tersebut adalah seorang yang memiliki kemampuan serta kedudukan dalam institusi intelijen. Dan Muchdi PR selain berpengalaman dan memiliki kedudukan tinggi dalam struktur intelijen negara juga memiliki pengalaman buruk terkait sepak terjang Munir dalam penegakan HAM, maka jadilah ia sebagai tersangka pembunuhan. Tuduhan tersebut dikuatkan oleh kedekatan hubungan antara Muchdi dengan Polycarpus, seorang yang dituduh sebagai pelaksana pembunuhan. Hubungan tersebut dikuatkan dengan ditemukannya bukti komunikasi melalui telepon antara keduanya. Mengapa pembunuhan Munir tidak dilakukan dengan motif perampokan di jalan, sindikat Kapak Merah bisa dijadikan kambing hitamnya. Dengan demikian sangat sulit bagi polisi untuk menghubungkan pembunuhan Munir dengan Muchdi. Namun, kesaksian Muchdi yang mengatakan HP miliknya sering dipakai oleh rekan-rekannya menimbulkan pertanyaan apakah pada tahun 2004 masih ada rekan Muchdi yang tidak memiliki HP atau jika mereka memiliki HP apakah mereka tidak memiliki pulsa sehingga harus meminjam HP. Apa maksud kesaksian Muchdi sampai sekarang belum dapat dimengerti. Padahal bisa saja ia tidak memberi kesaksian tersebut, kemudian memunculkan fakta jika nomor teleponnya dikloning.
Pada 25 Juni 2005 Brigjen. Koesmayadi meninggal, dan penyebabnya adalah serangan jantung. Setelah peristiwa tersebut….ditemukan di rumah almarhum. Muncullah spekulasi Koesmayadi akan melakukan kudeta. Spekulasi yang makin menguat tersebut dibantah lewat pernyataan senjata-senjata tersebut adalah koleksi almarhum. Bantahan tersebut menimbulkan polemik mengingat banyak dari senjata yang ditemukan berjenis sama. Artinya kemungkinan akan terjadinya kudeta masih ada, tetapi jika Koesmayadi merencanakan kudeta, mengapa ia mengumpulkan senjata di rumahnya, mengapa tidak dikumpulkan ditempat yang tidak berhubungan Bungan dengan namanya. Tetapi polemik tersebut tergeser oleh pemberitaan kasus korupsi yang terjadi di tubuh tentara. Jika saja media menghubungkan kasus temuan senjata dengan pernyataan juru bicara presiden Andi Mallarangen beberapa waktu sebelum kematian Koesmayadi yang menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat karena mulai saat itu keamanan presiden akan diperketat, maka isu akan terjadinya kudeta menjadi sulit dibantah
Mengenai teror bom di Indonesia, pernahkah kita memperhatikan keganjilan-keganjilan yang terjadi. Ada keganjilan sekaligus persamaan antara bom Bali I dan bom Marriott I, di mana Sari dan Paddy’s club yang biasanya banyak dikunjungi turis Amerika, tetapi pada malam itu hanya dikunjungi sedikit turis Amerika. Sedangkan pada Marriott I serombongan warga AS, seperti yang diberitakan SCTV, membatalkan makan siang di Marriott beberapa saat sebelum ledakan. Adakah seseorang yang mengarahkan turis AS untuk menjauhi lokasi pemboman, misalnya diadakan acara khusus bagi warga AS di suatu tempat yang jauh dari TKP? Dan siapakah yang membatalkan kedatangan rombongan warga AS di Marriott?
Kemudian pada bom Bali II dan Mega Kuningan kita dapat menemukan satu persamaan. Dikedua peristiwa tersebut pelaku bom bunuh diri diikuti kamera. Mengapa orang dibelakang kamera mengikuti mereka? Adakah sesuatu yang Aneh atau mencurigakan sehingga sorot kamera mengikuti mereka? Tetapi,jika diamati tidak ada sesuatu yang menarik atau mencurigakan pada gerak-gerik pelaku pemboman bunuh diri.
Dari peristiwa Ritz-Marriott ada satu pertanyaan yang belum terjawab, jika sasarannya memang bisnismen yang sedang berkumpul di Marriott, yaitu dari mana pelaku mengetahui sasarannya berkumpul pada pukul 7 tanggal 17 Juli 09. Mereka memang mengadakan pertemuan tiap bulan, dan biasanya, jadi tidak selalu, di adakan di Marriott. Dan apakah waktunya pasti tiap pk 7 tanggal 17. Jika tidak berarti ada yang memberi informasi kepada teroris tentang pertemuan tersebut dan yang pasti info tersebut diketahui sebelum tanggal 8 Juli di mana Ibrohim dan kedua pengantinnya melakukan survey. Dan kecil kemungkinan karyawan florist memiliki akses untuk mengetahui data calon tamu hotel.
Untuk penyergapan di Temanggung sendiri ada beberapa pertanyaan yang muncul. Pertama, berapakah jumlah tamu di rumah Muhzahri, jika hanya 1 seperti temuan polisi Keterangan istri Muhzahri, lalu siapakah yang ditembak polisi di area perkebunan seperti pengakuan warga, jika pengakuan itu benar? Mungkinkah yang ditembak di area perkebunan itu adalah Noordin M Top (NMT) karena menurut pengakuan Aris dan Indra yang ditangkap sebelumya, NMT ada di rumah tersebut. Jika demikian, artinya di NMT baru akan bertemu Ibrohim pada hari itu. Dan jika yang ditembak adalah MNT mengapa polri menutupinya. Tetapi, jika pengakuan warga yang melihat ada penembakan di perkebunan itu bohong, maka memang NMT tidak pernah datang ke rumah itu.
]Dengan demikian ada kesalahan pada intelijen polri, adalah kewajaran jika intelijen melakukan kesalahan, tetapi menjadi masalah jika kesalahan tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Jika kesalahan tersebut tidak disengaja, kemungkinan karena NMT berhasil melakukan penyesatan informasi. NMT adalah orang hidup dalam kerahasiaan, tidak semua anggota jaringannya bmengenal wajahnya dan sangat mungkin jika ia telah menggandakan diri dengan meminta temannya untuk mengakui jika dirinya adalah NMT dan mengatakanfoto yang NMT yang disebarkan adalah foto palsu. Mungkin Aris dan Indra mengenal Ibrohim sebagai NMT. Kemungkinan lain kesalahan intelijen tersebut dilakukan oleh pihak tertentu yang ingin mencoreng aparat keamanan RI.
Kemungkinan adanya upaya menjatuhkan citra aparat keamanan RI bisa dilihat saat SBY menunjukan foto-foto yang memperlihatkan latihan menembak para teroris dengan menggunakan foto SBY sebagai sasarannya. Dan ternyata terungkap jika foto-foto tersebut sebenarnya pernah diperlihatkan oleh BIN pada DPR tahun 2004.Kesengajaan menyesatkan informasi kepada SBY sangat mungkin dilakukan mengingat SBY mudah mempercayai orang-orang disekitarnya. Hal ini terbukti pada kasus blue energi dan supertoy yang memalukan presiden. Ironisnya kedua kasus itu dilakukan oleh orang yang sama: Heru Lelono, staf ahli presiden sendiri.
Tetapi ada juga kemungkinan jika SBY secara sadar menunjukan foto-foto basi tersebut. Karena apapun Yang diucapkan oleh presiden adalah diterima sebagai kebenaran oleh rakyat, khususnya pendukung SBY, contohnya, pendudukan KPU oleh masa pendukung Mega dan Jika yang tidak pernah terjadi dianggap sebagai fakta yang terjadi oleh pendukung SBY, hal ini terlihat pada tayangan Debat Tv One akhir Juli lalu. Terjadinya teror bom telah dimanfaatkan media televisi untuk mengalihkan perhatian rakyat dari kisruh pilpres. Lihat saja setelah 17 Juli semua pemberitaan tv didominasi tayangan teroris, beberapa kali tayangan berita yang sama diputar ulang, bahkan satu narasumber bisa hadir beberapa kali di satu stasiun tv dengan pertanyaan yang relatif sama. Meninggalnya Mbah Surip pun lebih mendapat tempat dari pada sidang MK. Program Kabar Pemilu di Tv One lebih banyak menyoroti suksesi Golkar. Memang pada pilpres lalu tv berpihak pada SBY dan pemboikotan iklan MegaPro menjadi buktinya,belum lagi tayangan quick count pk 10.45 oleh Tv One yang sudah pasti menguntungkan SBY. Sulit untuk mengatakan bom tersebut diotaki oleh Oleh kubu SBY, namun yang pasti SBY telah memanfaatkan peristiwa tersebut untuk meredam aksi-aksi yang menentang proses pemilu, perdebatan tentang kecurangan pemilu berhasil diredam dengan demikiansecara subyektif tidak akan mempengaruhi MK.
Itulah politik dimana intelijen dan kadang terorisme menjadi alat-alatnya. Terakhir saya ingin menggambarkan dua peristiwa yang diberitakan tidak terkai, namun saya berusaha mengaitkannya. Pertama adalah ledakan di depo BBM di Makassar dan kedua adalah meledaknya tambang batu bara di Sawah Lunto, Sumatra Barat. Kaitan dari dua peristiwa tersebut adalah keduanya sama-sama merupakan bahan energi dan sama-sama daerah asal JK dan Istrinya. Kemudian siapakah yang menghentikan ekspor gas? Jawabnya JK. Apakah dua peristiwa tersebut terkait dan merupakan ancaman simbolik bagi JK? Lalu bagaimana dengan jatuhnya Hercules yang disusul dengan jatuhnya helikopter Puma di Cianjur dan kemudian helikopter di Bogor? Jika kita perhatikan pada peta ketiga kecelakaan tersebut memiliki pola. Sebuah garis dari selatan Jawa menuju Jakarta. Mungkinkah sebuaj ketidaksengajaan membentuk pola demian. Lalu apa maksudnya?
Jika terjadi serangan teror di Negara A yang bermusuhan dengan negara B, siapakah pelakunya? Bisa jadi negara B, bisa saja negara C yang menginginkan peperangan antara A dan B, tetapi tidak menutup kemungkinan teror tersebut justru diotaki oleh A sendiri yang membutuhkan legitimasi untuk menyerang B. Pelakunya bisa saja warga A sendiri atau warga negara lainnya, termasuk warga B yang “dipekerjakan atau bekerja” untuk kepentingan A.
Serangan 11 September, misalnya, awalnya semua tudingan mengarah pada Al Qaida yang didukung pemerintah Taliban di Afganistan. Atas serangan yang dialaminya Amerika pun mendapatkan legitimasi untuk menyerang Afganistan di mana pemerintah yang berkuasa memberi perlindungan pada Al Qaida beserta pemimpinya Osama Bin Laden. Perang asimetris pun terjadi antara AS dan pasukan Taliban yang didukung Al Qaida. Walaupun pemerintahan Taliban berhasil digulingkan dan pemerintahan baru dibentuk, pendudukan tentara AS dan sekutunya tetap berlangsung dengan dalih selama Osama belum tertangkap atau tewas perang melawan terorisme belum akan berakhir. Mengapa Osama belum juga ditemukan?
Jika kita ikuti proses investigasi, semakin hari semakin lemah bukti-bukti serangan pada WTC tersebut dilakukan oleh Al Qaida. Beberapa pelaku pembajakan pesawat pun ternyata masih hidup, Mohammad Atta, contohnya. Lalu mengapa AS saat itu langsung menuduh Osama? Lalu mengapa saat AS merencanakan menyerang Irak, Osama hadir lewat video yang mengajak kaum muslimin untuk berjihad di Irak. AjakanOsama tersebut jelas menambah legitimasi AS untuk nambah amunisi legitimasi serangan ke Irak, selain dituduh memiliki senjata pemusnah massal Irak pun dituduh menjadi sarang teroris. Uniknya saat Suriah dimasukkan oleh AS kedalam poros setan bersama Iran dan Korea Utara, Osama kembali muncul, kali ini mengajak berjihad di Suriah. Jadi siapakah Osama bin Laden sebenarnya?
Majalah Intisari pernah memaparkan serangan Jepang ke Pearl Harbor justru direkayasa oleh AS sendiri, sekali lagi untuk mendapat legitimasi rakyat untuk melibatkan diri dalam perang dunia ke 2. Caranya dengan mempengaruhi dan mendorong kaisar (pengaruh dan dorongan tersebut dilakukan oleh orang di sekitar kaisar yang menjalin hubungan diam-diam dengan intelijen AS) untuk menyerang AS. Serangan ke Pearl Harbor jelas membuyarkan banyak analisis intelijen. Sebelumnya banyak yang menduga Jepang akan menyerang Sovyet, karena itulah komunis internasional (komintern) menyusupkan banyak mata-matanya ke Jepang, salah satunya adalah Ricard Sorge yang datang pada September 1933 dengan menyamar sebagai Wartawan harian pro Nazi Frankfurter Zaitung. Ia memata-matai Jepang hanya untuk mengetahui di mana, kapan Jepang akan menyerang Sovet serta berapa personel dan juga logistik yang akan dipakai Jepang. Tetapi, ternyata AS lah yang diserbu Jepang. Itulah politik dan intelijen di mana publik hanya mengetahui peristiwa yang tersurat dan hanya dapat meraba yang tersirat.
Di Indonesia sendiri banyak peristiwa yang akan terus menarik untuk dikaji. G 30 S, misalnya, siapa saja kah yang mendalanginya? PKI, angkatan darat, Soeharto, atau bisa juga CIA seperti banyak disebut. Kasus komando jihad pun mempunyai beragam versi, pertama aparat intelijen berhasil menyusup ke dalam jaringan komando jihad, kemudian mengontrolnya. Ada pula yang mengatakan selain mengontrol intelijen pun menggerakkan aksi terror yang dilakukan komando jihad. Versi lain mengatakan, justru intelijen lah yang membentuk komando jihad. Mana yang benar dari versi-versi tersebut? Selain tuhan yang mengetahuinya hanya segelintir orang,bahkan sangat Dimungkinkan jika petingi intelijen atau bahkan presiden sendiri tidak mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi.
Umar Al-Faruq dapat dijadikan contoh betapa kita tidak tahu tentang identitas dan apa yang telah ia kerjakan. Yang kita ketahui bahwa ia memiliki sembilan nama dan lima paspor, ditangkap di Bogor, kemudian karena KTP nya aspal maka ia dinyatakan sebagai orang asing, maka saat CIA memintanya BIN pun memberinya. Oleh CIA ia ditahan di penjara Baghram Irak. Kemudian ia berhasil kabur dari penjara super ketat tersebut. Dan dalam pelariannya ia tewas ditembak tentara Amerika. Bisakah fakta tersebut kita ubah menjadi setelah mengetahui Al-Faruq ditangkap aparat keamanan RI, CIA membawanya untuk dibebaskan, hal ini dilakukan karena Al-Faruq adalah agen yang bekerja untuk CIA. Kasus Al Faruq ini mirip dengan Aer Setiawan, Aer Setiawan ditangkap polisi atas tuduhan teroris, ia ditahan tanpa diadili, lalu dibebaskan. Namun kemudian ia diterjang peluru aparat di Jatiasih.
Jika anda mengirim SMS yang mengancam teman anda, dan oleh teman anda SMS tersebut ditunjukan pada teman-temannya. Beberapa waktu kemudian teman anda terbunuh, siapakah yang akan dituduh sebagai pembunuhnya? Kasus Antasari Azhar dapat dijadikan contoh kasus di atas dan kasus kematianMunir adalah contoh lainnya.
Munir dibunuh dengan memasukan Racun Arzenik kedalam makanan/minuman yang dikonsumsinya. Sulitnya modus pembunuhan di mana waktu dan tempat yang sangat terbatas disertai koordinasi dengan maskapai Garuda menggiring publik berpikir otak pembunuhan tersebut adalah seorang yang memiliki kemampuan serta kedudukan dalam institusi intelijen. Dan Muchdi PR selain berpengalaman dan memiliki kedudukan tinggi dalam struktur intelijen negara juga memiliki pengalaman buruk terkait sepak terjang Munir dalam penegakan HAM, maka jadilah ia sebagai tersangka pembunuhan. Tuduhan tersebut dikuatkan oleh kedekatan hubungan antara Muchdi dengan Polycarpus, seorang yang dituduh sebagai pelaksana pembunuhan. Hubungan tersebut dikuatkan dengan ditemukannya bukti komunikasi melalui telepon antara keduanya. Mengapa pembunuhan Munir tidak dilakukan dengan motif perampokan di jalan, sindikat Kapak Merah bisa dijadikan kambing hitamnya. Dengan demikian sangat sulit bagi polisi untuk menghubungkan pembunuhan Munir dengan Muchdi. Namun, kesaksian Muchdi yang mengatakan HP miliknya sering dipakai oleh rekan-rekannya menimbulkan pertanyaan apakah pada tahun 2004 masih ada rekan Muchdi yang tidak memiliki HP atau jika mereka memiliki HP apakah mereka tidak memiliki pulsa sehingga harus meminjam HP. Apa maksud kesaksian Muchdi sampai sekarang belum dapat dimengerti. Padahal bisa saja ia tidak memberi kesaksian tersebut, kemudian memunculkan fakta jika nomor teleponnya dikloning.
Pada 25 Juni 2005 Brigjen. Koesmayadi meninggal, dan penyebabnya adalah serangan jantung. Setelah peristiwa tersebut….ditemukan di rumah almarhum. Muncullah spekulasi Koesmayadi akan melakukan kudeta. Spekulasi yang makin menguat tersebut dibantah lewat pernyataan senjata-senjata tersebut adalah koleksi almarhum. Bantahan tersebut menimbulkan polemik mengingat banyak dari senjata yang ditemukan berjenis sama. Artinya kemungkinan akan terjadinya kudeta masih ada, tetapi jika Koesmayadi merencanakan kudeta, mengapa ia mengumpulkan senjata di rumahnya, mengapa tidak dikumpulkan ditempat yang tidak berhubungan Bungan dengan namanya. Tetapi polemik tersebut tergeser oleh pemberitaan kasus korupsi yang terjadi di tubuh tentara. Jika saja media menghubungkan kasus temuan senjata dengan pernyataan juru bicara presiden Andi Mallarangen beberapa waktu sebelum kematian Koesmayadi yang menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat karena mulai saat itu keamanan presiden akan diperketat, maka isu akan terjadinya kudeta menjadi sulit dibantah
Mengenai teror bom di Indonesia, pernahkah kita memperhatikan keganjilan-keganjilan yang terjadi. Ada keganjilan sekaligus persamaan antara bom Bali I dan bom Marriott I, di mana Sari dan Paddy’s club yang biasanya banyak dikunjungi turis Amerika, tetapi pada malam itu hanya dikunjungi sedikit turis Amerika. Sedangkan pada Marriott I serombongan warga AS, seperti yang diberitakan SCTV, membatalkan makan siang di Marriott beberapa saat sebelum ledakan. Adakah seseorang yang mengarahkan turis AS untuk menjauhi lokasi pemboman, misalnya diadakan acara khusus bagi warga AS di suatu tempat yang jauh dari TKP? Dan siapakah yang membatalkan kedatangan rombongan warga AS di Marriott?
Kemudian pada bom Bali II dan Mega Kuningan kita dapat menemukan satu persamaan. Dikedua peristiwa tersebut pelaku bom bunuh diri diikuti kamera. Mengapa orang dibelakang kamera mengikuti mereka? Adakah sesuatu yang Aneh atau mencurigakan sehingga sorot kamera mengikuti mereka? Tetapi,jika diamati tidak ada sesuatu yang menarik atau mencurigakan pada gerak-gerik pelaku pemboman bunuh diri.
Dari peristiwa Ritz-Marriott ada satu pertanyaan yang belum terjawab, jika sasarannya memang bisnismen yang sedang berkumpul di Marriott, yaitu dari mana pelaku mengetahui sasarannya berkumpul pada pukul 7 tanggal 17 Juli 09. Mereka memang mengadakan pertemuan tiap bulan, dan biasanya, jadi tidak selalu, di adakan di Marriott. Dan apakah waktunya pasti tiap pk 7 tanggal 17. Jika tidak berarti ada yang memberi informasi kepada teroris tentang pertemuan tersebut dan yang pasti info tersebut diketahui sebelum tanggal 8 Juli di mana Ibrohim dan kedua pengantinnya melakukan survey. Dan kecil kemungkinan karyawan florist memiliki akses untuk mengetahui data calon tamu hotel.
Untuk penyergapan di Temanggung sendiri ada beberapa pertanyaan yang muncul. Pertama, berapakah jumlah tamu di rumah Muhzahri, jika hanya 1 seperti temuan polisi Keterangan istri Muhzahri, lalu siapakah yang ditembak polisi di area perkebunan seperti pengakuan warga, jika pengakuan itu benar? Mungkinkah yang ditembak di area perkebunan itu adalah Noordin M Top (NMT) karena menurut pengakuan Aris dan Indra yang ditangkap sebelumya, NMT ada di rumah tersebut. Jika demikian, artinya di NMT baru akan bertemu Ibrohim pada hari itu. Dan jika yang ditembak adalah MNT mengapa polri menutupinya. Tetapi, jika pengakuan warga yang melihat ada penembakan di perkebunan itu bohong, maka memang NMT tidak pernah datang ke rumah itu.
]Dengan demikian ada kesalahan pada intelijen polri, adalah kewajaran jika intelijen melakukan kesalahan, tetapi menjadi masalah jika kesalahan tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Jika kesalahan tersebut tidak disengaja, kemungkinan karena NMT berhasil melakukan penyesatan informasi. NMT adalah orang hidup dalam kerahasiaan, tidak semua anggota jaringannya bmengenal wajahnya dan sangat mungkin jika ia telah menggandakan diri dengan meminta temannya untuk mengakui jika dirinya adalah NMT dan mengatakanfoto yang NMT yang disebarkan adalah foto palsu. Mungkin Aris dan Indra mengenal Ibrohim sebagai NMT. Kemungkinan lain kesalahan intelijen tersebut dilakukan oleh pihak tertentu yang ingin mencoreng aparat keamanan RI.
Kemungkinan adanya upaya menjatuhkan citra aparat keamanan RI bisa dilihat saat SBY menunjukan foto-foto yang memperlihatkan latihan menembak para teroris dengan menggunakan foto SBY sebagai sasarannya. Dan ternyata terungkap jika foto-foto tersebut sebenarnya pernah diperlihatkan oleh BIN pada DPR tahun 2004.Kesengajaan menyesatkan informasi kepada SBY sangat mungkin dilakukan mengingat SBY mudah mempercayai orang-orang disekitarnya. Hal ini terbukti pada kasus blue energi dan supertoy yang memalukan presiden. Ironisnya kedua kasus itu dilakukan oleh orang yang sama: Heru Lelono, staf ahli presiden sendiri.
Tetapi ada juga kemungkinan jika SBY secara sadar menunjukan foto-foto basi tersebut. Karena apapun Yang diucapkan oleh presiden adalah diterima sebagai kebenaran oleh rakyat, khususnya pendukung SBY, contohnya, pendudukan KPU oleh masa pendukung Mega dan Jika yang tidak pernah terjadi dianggap sebagai fakta yang terjadi oleh pendukung SBY, hal ini terlihat pada tayangan Debat Tv One akhir Juli lalu. Terjadinya teror bom telah dimanfaatkan media televisi untuk mengalihkan perhatian rakyat dari kisruh pilpres. Lihat saja setelah 17 Juli semua pemberitaan tv didominasi tayangan teroris, beberapa kali tayangan berita yang sama diputar ulang, bahkan satu narasumber bisa hadir beberapa kali di satu stasiun tv dengan pertanyaan yang relatif sama. Meninggalnya Mbah Surip pun lebih mendapat tempat dari pada sidang MK. Program Kabar Pemilu di Tv One lebih banyak menyoroti suksesi Golkar. Memang pada pilpres lalu tv berpihak pada SBY dan pemboikotan iklan MegaPro menjadi buktinya,belum lagi tayangan quick count pk 10.45 oleh Tv One yang sudah pasti menguntungkan SBY. Sulit untuk mengatakan bom tersebut diotaki oleh Oleh kubu SBY, namun yang pasti SBY telah memanfaatkan peristiwa tersebut untuk meredam aksi-aksi yang menentang proses pemilu, perdebatan tentang kecurangan pemilu berhasil diredam dengan demikiansecara subyektif tidak akan mempengaruhi MK.
Itulah politik dimana intelijen dan kadang terorisme menjadi alat-alatnya. Terakhir saya ingin menggambarkan dua peristiwa yang diberitakan tidak terkai, namun saya berusaha mengaitkannya. Pertama adalah ledakan di depo BBM di Makassar dan kedua adalah meledaknya tambang batu bara di Sawah Lunto, Sumatra Barat. Kaitan dari dua peristiwa tersebut adalah keduanya sama-sama merupakan bahan energi dan sama-sama daerah asal JK dan Istrinya. Kemudian siapakah yang menghentikan ekspor gas? Jawabnya JK. Apakah dua peristiwa tersebut terkait dan merupakan ancaman simbolik bagi JK? Lalu bagaimana dengan jatuhnya Hercules yang disusul dengan jatuhnya helikopter Puma di Cianjur dan kemudian helikopter di Bogor? Jika kita perhatikan pada peta ketiga kecelakaan tersebut memiliki pola. Sebuah garis dari selatan Jawa menuju Jakarta. Mungkinkah sebuaj ketidaksengajaan membentuk pola demian. Lalu apa maksudnya?
/...again \