Majelis Ulama Indonesia Kota Dumai, Riau, mengimbau masyarakat setempat tidak terhanyut menyaksikan program hiburan hipnotis "Uya Emang Kuya" yang disiarkan salah satu stasiun televisi swasta, karena dinilai kurang memiliki etika moral.
"Imbauan ini disampaikan karena acara tersebut sangat bertentangan dengan etika moral yang tersirat atau terkandung dalam ayat suci Al Quran," kata Ketua MUI Dumai Roza’i Akbar di Dumai.
Menurutnya, program hiburan "Uya Emang Kuya" yang selalu tampil setiap hari mulai dari pukul 17.30 hingga pukul 18.00 itu secara terang-terangan membuka aib seseorang melalui "pukau" atau hipnotis sebagai salah satu keahlian Uya selaku host atau pembawa acara itu.
Hal ini tentu sangat kita sayangkan karena acara itu sangat bertentangan dengan nilai-nilai etis, baik agama dan kebudayaan timur di Tanah Air.
Sejauh ini, memang belum tersiar kabar adanya aksi kecaman dari masyarakat atas acara 'penyebar aib' itu. Namun acara itu setidaknya telah merangsang gejolak para kaum ulama di Tanah Air.
Sejauh ini, MUI memang belum mengeluarkan fatwa haram. Namun, kita meminta kepada masyarakat agar tidak terhanyut apalagi sempat menggemari acara ini.
Di samping itu, acara di atas juga bersifat pembohongan. Bagaimana tidak. Setelah si ‘korban’ dihipnotis dan dilihat orang secara beramai-ramai, si Uya Kuya mengatakan, kalau ‘korban’ keberatan tidak akan ditayangkan, atau ada bagian tertentu akan diedit.
Tapi, itu toh hanya siasat Uya saja. Sebab, kenyataannya ‘korban’ telah menjadi bahan tontonan dan tertawaan orang banyak di sekelilingnya. Sungguh suatu bentuk penipuan murahan.
Selain itu, dari awal acara, Uya Kuya dalam menjerat calon ‘korbannya’ sering menggunakan cara yang tidak bermoral dan jauh dari etika kesantunan.
Apalagi ditambah dengan mencolek atau bahkan memegang-megang korban, terutama kaum perempuan dan hal ini seperti halnya bentuk pelecehan yang keras.
Jadi, kesimpulannya acara Uya Kuya tidak mendidik, melakukan pembohongan publik, melakukan bentuk pelecehan, pengkondisian acara dan lain sebagainya hanya untuk mencari popularitas si Uya Kuya. Maka tidak mengherankan bila banyak kritikan pedas yang di alamatkan pada acara tersebut.
Linda Surachman, SH.
Taman Cilandak, Lebak Bulus
Jakarta Selatan
linda_surachman@yahoo.com [mor]
sumber : http://www.inilah.com/read/detail/1362022/acara-uya-kuya-melecehkan-masyarakat
"Imbauan ini disampaikan karena acara tersebut sangat bertentangan dengan etika moral yang tersirat atau terkandung dalam ayat suci Al Quran," kata Ketua MUI Dumai Roza’i Akbar di Dumai.
Menurutnya, program hiburan "Uya Emang Kuya" yang selalu tampil setiap hari mulai dari pukul 17.30 hingga pukul 18.00 itu secara terang-terangan membuka aib seseorang melalui "pukau" atau hipnotis sebagai salah satu keahlian Uya selaku host atau pembawa acara itu.
Hal ini tentu sangat kita sayangkan karena acara itu sangat bertentangan dengan nilai-nilai etis, baik agama dan kebudayaan timur di Tanah Air.
Sejauh ini, memang belum tersiar kabar adanya aksi kecaman dari masyarakat atas acara 'penyebar aib' itu. Namun acara itu setidaknya telah merangsang gejolak para kaum ulama di Tanah Air.
Sejauh ini, MUI memang belum mengeluarkan fatwa haram. Namun, kita meminta kepada masyarakat agar tidak terhanyut apalagi sempat menggemari acara ini.
Di samping itu, acara di atas juga bersifat pembohongan. Bagaimana tidak. Setelah si ‘korban’ dihipnotis dan dilihat orang secara beramai-ramai, si Uya Kuya mengatakan, kalau ‘korban’ keberatan tidak akan ditayangkan, atau ada bagian tertentu akan diedit.
Tapi, itu toh hanya siasat Uya saja. Sebab, kenyataannya ‘korban’ telah menjadi bahan tontonan dan tertawaan orang banyak di sekelilingnya. Sungguh suatu bentuk penipuan murahan.
Selain itu, dari awal acara, Uya Kuya dalam menjerat calon ‘korbannya’ sering menggunakan cara yang tidak bermoral dan jauh dari etika kesantunan.
Apalagi ditambah dengan mencolek atau bahkan memegang-megang korban, terutama kaum perempuan dan hal ini seperti halnya bentuk pelecehan yang keras.
Jadi, kesimpulannya acara Uya Kuya tidak mendidik, melakukan pembohongan publik, melakukan bentuk pelecehan, pengkondisian acara dan lain sebagainya hanya untuk mencari popularitas si Uya Kuya. Maka tidak mengherankan bila banyak kritikan pedas yang di alamatkan pada acara tersebut.
Linda Surachman, SH.
Taman Cilandak, Lebak Bulus
Jakarta Selatan
linda_surachman@yahoo.com [mor]
sumber : http://www.inilah.com/read/detail/1362022/acara-uya-kuya-melecehkan-masyarakat